Fungsi Metode LIFO dalam Jasa Ekspedisi
Metode LIFO (Last In, First Out) dalam jasa ekspedisi, atau logistik secara umum, mengacu pada prinsip bahwa barang yang terakhir masuk ke gudang atau truk adalah barang yang pertama kali dikeluarkan atau dikirim. Ini adalah kebalikan dari metode FIFO (First In, First Out) yang lebih umum.
Dalam dunia bisnis, pengelolaan inventaris sangat penting untuk kesuksesan suatu perusahaan. Salah satu metode yang sering digunakan dalam menghitung biaya persediaan adalah metode LIFO. Namun, apa sebenarnya metode LIFO itu? Mengapa banyak perusahaan memilihnya? Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam tentang fungsi dari metode LIFO dan cara hitungnya.
Berikut Fungsi Metode LIFO :
Fungsi Utama Metode LIFO dalam Jasa Ekspedisi
-
Efisiensi dalam Proses Bongkar Muat:
- Dalam skenario tertentu, terutama saat pengiriman ke beberapa lokasi atau saat bongkar muat hanya bisa dilakukan dari satu sisi (misalnya, di dalam truk atau kontainer), LIFO bisa sangat efisien. Barang yang terakhir dimasukkan ke dalam truk adalah yang paling dekat dengan pintu keluar, sehingga menjadi yang pertama kali dibongkar. Ini menghemat waktu dan tenaga karena tidak perlu memindahkan barang-barang yang lebih awal masuk untuk mengeluarkan barang yang baru masuk.
- Contohnya adalah truk yang melakukan pengiriman ke beberapa titik di kota. Pesanan untuk pelanggan pertama akan dimuat terakhir sehingga bisa dibongkar pertama kali.
-
Optimalisasi Ruang Penyimpanan:
- Untuk beberapa sistem penyimpanan, seperti drive-in racking atau push-back racking, LIFO memungkinkan penggunaan ruang yang lebih padat karena barang dapat ditumpuk dan diakses dari satu sisi. Ini meningkatkan tingkat okupansi gudang dan bisa menghemat biaya penyimpanan.
-
Cocok untuk Produk Homogen dan Non-Perishable:
- Metode LIFO paling cocok digunakan untuk barang-barang yang tidak memiliki tanggal kadaluarsa atau tidak mengalami penurunan nilai seiring waktu (non-perishable) dan bersifat homogen (sama). Contohnya adalah bahan bangunan seperti semen, batu bata, pasir, atau barang curah lainnya. Karena barang cargo yang lebih lama akan tetap di dalam stok, penting bahwa kualitasnya tidak menurun.
-
Sederhana untuk Aliran Barang Tertentu:
- Dalam beberapa kasus di mana perputaran inventaris tidak menjadi faktor kritis dan produk mudah diidentifikasi (misalnya, melalui penumpukan), LIFO dapat menyederhanakan proses penanganan karena barang yang paling mudah dijangkau adalah yang terbaru. Metode LIFO, atau Last In First Out, adalah salah satu cara dalam penghitungan biaya persediaan. Prinsip dasar dari metode ini adalah bahwa barang yang terakhir masuk ke dalam inventaris akan menjadi barang pertama yang dikeluarkan saat penjualan.
Kapan LIFO Tepat Digunakan dalam Jasa Ekspedisi?
- Produk Non-Kadaluarsa: Jika barang yang dikirim tidak memiliki tanggal kedaluwarsa atau masa pakai terbatas (misalnya, elektronik, suku cadang mesin, tekstil).
- Produk Homogen: Ketika semua unit produk secara substansial sama dan tidak ada perbedaan kualitas berdasarkan usia.
- Pengiriman dengan Satu Titik Akses: Untuk kendaraan atau area penyimpanan di mana barang dimuat dan dibongkar dari sisi yang sama.
- Mengurangi Jarak Tempuh Operator: Dalam gudang yang menggunakan sistem rak tertentu, LIFO dapat mengurangi jarak yang ditempuh oleh operator forklift karena pemuatan dan pembongkaran dilakukan di lorong yang sama.
Perbedaan Utama dengan FIFO
Penting untuk dicatat bahwa LIFO adalah kebalikan dari FIFO (First In, First Out), di mana barang yang pertama masuk adalah yang pertama keluar. FIFO lebih umum digunakan untuk barang yang mudah rusak, memiliki tanggal kedaluwarsa, atau barang yang nilainya dapat menurun seiring waktu (misalnya, makanan, obat-obatan, fashion musiman).
Secara akuntansi, metode LIFO juga memiliki implikasi terhadap penilaian inventaris dan perhitungan harga pokok penjualan (HPP), terutama dalam periode inflasi (harga naik). Namun, fokus dalam jasa ekspedisi adalah pada efisiensi operasional dan manajemen fisik barang.